Nama : Sri NuliaNingsih
Nim : 054.01.01.14
"Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang"
2014-2015
PLASENTA PREVIA
Menurut Browne, klasifikasi plasenta
previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu tertentu, yaitu:
1. Plasenta Previa Totalis
2. Plasenta Previa Parsialis
3. Plasenta Previa Marginalis
4. Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Plasenta
Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan
lahir pada tempat implantasi, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan in order
to vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat.
Plasenta
Previa Parsialis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta
yang menutupi jalan lahir. Pada tempat implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak
dilahirkan melalui pervaginam.
Plasenta
Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang
menutupi jalan lahir bisa dilahirkan pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
Low
Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta, tempat
implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil,
dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3
atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan
jalan lahir.
Etiologi
Beberapa faktor dan etiologi dari
plasenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga hal tersebut berhubungan dengan
abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang mungkin disebabkan oleh
timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. (Mochtar, 1998). Perdarahan berhubungan dengan adanya perkembangan
segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Plasenta yang melekat pada area
ini akan rusak akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim.
Kemudian perdarahan akan terjadi akibat ketidakmampuan
segmen bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat. Faktor
risiko plasenta previa termasuk:
- Riwayat plasenta previa sebelumnya.
- Riwayat seksio sesarea.
- Riwayat aborsi.
- Kehamilan ganda.
- Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun.
- Multiparitas.
- Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit permukaan bagi penempatan plasenta.
- Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari indung telur setelah kehamilan sebelumnya atau endometriosis.
- Adanya trauma selama kehamilan.
- Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisiologi dimulai dari usia kehamilan 30 minggu segmen bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
- Mendapat tindakan Kuretase.
Gejala klinik plasenta previa dijabarkan sebagai berikut.
1.
Perdarahan
a. Perdarahan terjadi akibat terbentuknya
segmen bawah rahim yang menimbulkan pergeseran dan lepasnya plasenta dari
implantasi.
b. Bagian plasenta di depan osteum uteri
memungkinkan terjadinya perdarahan.
c. Perdarahn dapat berulang, tergantung dari
luas plasenta yang lepas dan lingkar lumen osteum uteri.
d. Perdarahan tidak dirasakan sakit.
e. Perdarahan yang terjadi akibat plasenta
previa totalis lebih banyak daripada akibat plasenta previa lainnya.
f. Tergantung jumlah dan cepatnya perdarahan
yang hilang dari sirkulasi umum maternal, akan dapat menimbulkan:
- Gejala perdarahan tergantung jumlah dan cepatnya kehilangan darah dari sirkulasi umum:
-
Terjadi perubahan hemodinamik sirkulasi.
-
Terjadi gawat janin.
- Gejala klinik yang terjadi sesuai dengan jumlah dan cepatnya kehilangan darah maternal dapat disesuaikan dengan kelas hilangnya darah.
-
Perdarahan tidak menimbulkan tekanan
intra uteri bertambah sehingga masih dapat dilakukan pemeriksaan palpasi.
2.
Tertutupnya segmen bawah rahim oleh
plasenta.
a.
Tertutupnya bagian bawah uterus oleh
plasenta sehingga menghalangi masuknya bagian terendah janin sehingga masih
“mengambang” di atas pintu atas panggul.
b.
Dapat menimbulkan kelainan letak janin:
§ Letak
sungsang
§ Letak
lintang
§ Kepala
belum masuk PAP atau miring
Pengaruh plasenta previa pada pertumbuhan janin
tujuan
Untuk memperkirakan hubungan antara plasenta previa dan pertumbuhan janin yang abnormal.
Studi Desain
Penelitian kohort retrospektif dari perempuan yang menjalani USG antara 15 dan 22 minggu. Kelompok ditentukan oleh ada atau tidak adanya lengkap atau sebagian plasenta previa. Hasil utama adalah pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR), didefinisikan sebagai berat lahir <10 persentil dengan standar pertumbuhan Alexander. Analisis univariat, bertingkat, dan multivariabel digunakan untuk memperkirakan efek dari plasenta previa pada pembatasan pertumbuhan janin.
hasil
Dari 59.149 perempuan, 724 (1,2%) didiagnosis dengan previa lengkap atau parsial. Setelah disesuaikan untuk faktor pembaur signifikan (ras kulit hitam, diabetes gestasional, preeklamsia, dan arteri umbilikalis tunggal), risiko pembatasan pertumbuhan intrauterin tetap sama (rasio odds yang disesuaikan, 1,1; interval kepercayaan 95%, 0,9-1,5). Kehadiran perdarahan tidak mempengaruhi risiko pembatasan pertumbuhan.
kesimpulan
Plasenta previa tidak terkait dengan pembatasan pertumbuhan janin. Ultrasound pertumbuhan Serial tidak diindikasikan pada pasien dengan plasenta previa
Prediksi perdarahan di plasenta previa
Plasenta previa menimbulkan risiko tinggi untuk perdarahan masif, dari periode antenatal sampai setelah bedah caesar. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi dan morbiditas. Dalam kasus plasenta previa, prediksi prenatal perdarahan tiba-tiba selama kehamilan dan kehilangan darah selama bedah caesar, dan penilaian risiko kepatuhan dari plasenta menggunakan pemeriksaan USG, dapat meningkatkan hasil perinatal. Oleh karena itu, temuan ultrasonografi terkait dengan prediksi perdarahan masif dalam kasus plasenta previa ditelaah dalam artikel ini.
referensi :
http://www.ajog.org/article/S0002-9378%2810%2900583-1/abstract. (attmerican journal of obstetrics & gynecology)
http://www.tjog-online.com/article/S1028-4559%2812%2900003-4/abstract
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3128804/
http://www.kebidanan.org/plasenta-previa